Aja Mumaelo Ribetta Makkala' Ricappa'na Letengnge
Rakyat Sulawesi Selatan menanti dengan penuh harap pemimpin pemerintahan yang bertindak cekatan dan bereaksi cepat mendahului orang lain dengan penuh keberanian meskipun menghadapi tantangan berat
Namo Maega Pabblisena, Nabongngo Pollopinna, Teawa Nalureng
Biar banyak pendayungnya tetapi tidak becus juru mudinya, saya tidak mau mengikutinya
SECARA khusus situs kementerian departemen dalam negeri (depdagri), www.depdagri.or id, memuat dua nasehat berbahasa Bugis itu dan mengkategorikannya sebagai filsafat hidup masyarakat Sulsel di profil Sulsel. Pesan ini sekaligus sekaligus penegasan jati diri pemerintahan dan masyarakat.
Menurut catatan sejarah, masih Sulsel dibangun dari tiga kerajaan besar yang pernah berpengaruh luas yakni Kerajaan Luwu, Gowa, dan Bone, disamping sejumlah kerajaan kecil yang beraliansi dengan kerajaan besar, sepetti Mandar, dan Toraja, namun tetap bertahan secara otonom.
Sejak dulu, Sulsel dan para pemimpinnya memiliki karakter. Dari pembentukan adminitrasi wilayah mislnya, Sulsel berbeda dengan provinsi lain di indonesia.Sulsel terbentuk menjadi satu kesatuan wilayah administratif tingkat provinsi, atas kemauan dan ikrar raja-raja serta masyarakat setempat sekaligus bergabung dalam negara kesatuan Republik Iindonesia, sehingga Sulsel menjadi salah satu propinsi di Indonesia yang diatur dalam UU Nomor 21 tahun 1950 dan Makassar sebagai pusat pemerintahan.
Dengan undang-undang ini maka Wilayah Administratif Sulsel terbagi menjadi 21 daerah swantantra tingkat II dan 2 (dua) kotapraja yakni Makassar dan Parepare.
Sulsel memang harus berbeda. Dan itulah yang memang ditanamkan dan disadari oleh pelatak dasar founding father Sulsel, sejak pertama kali membangun tatap pemerintahan, wilayah, dan filosopi kerja masyarakatnya.
Seakan mewakili harapan warga Sulsel, dua mantan gubernur Andi Oddang dan Prof Dr Ahmad Amiruddin, sangat mengharapkan pasangan Gubernur Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Gubernur Agus Arifin Nu'mang menegaskan kembali perbedaan dan posisi Sulsel sebagai sentra utama pembangunan, pertumbuhan , dan perubahan di Sulawesi.
Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto, juga menegaskan harapan besarnya dengan menyebut Sulsel sebagai tolak ukur stabilitas politik di kawasan Timur Indonesia. "Sulsel akan menjadi referensi bagi daerah lain. Olehnya itu, situasi kondusif selama ini harus ditingkatkan terutama menghadapi Pemilu dan Pilpres 2009," ujarnya.
Pakar hukum tata negara daru Unhas, Prof Dr Aminuddin Ilmar dan pakar komunikasi politik Dr Hasrullah juga menyampaikan harapan senada.
"Yang paling esensi yakni pelayanan dasar masyarakat, konsolidasi birokrasi, penataan hubungan provinsi dan daerah, penguatan fungsi gubernur sebagai wakil pemerintah daerah. Dan potensi ini ada pada Syahrul-Agus" kata Ilmar yang dimintai tanggapannya.
Hasrullah sendiri berharap, pemerintahan Syahrul-Agus bisa mengembalikan kejayaan Sulsel, dan melanjutkan visi,misi, dan nilai-nilai pembangunan yang ditanamkan para pendahulunya.
"Saya yakin Pak Syahrul masih mengingat tri konsepsi Pak Amir, petik olah jual, meningkatkan potensi pertanian untuk mempertahankan ikon Sulsel sebagai lumbung pangan," katanya.(taufiq nadsir/mansur am/zil)
Ulasan Dr Hasrullah
Segera Realisasikan Janji
PESAN dan kesan paling kuat di pemerintahan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang lima tahun ke depan adalah dua janji kampanyenya, pendidikan dan kesehatan gratis. Keduanya memang kewajiban pemerintah kepada rakyatnya sekaligus kebutuhan sosial dasar sekaligus
Keduanya harus mengimplementasikan janji programnya secepatnya, dan ini berarti sebagai perwakilan pemerintahan pusat di daerah, pemprov harus menguatkan koordinasi dengan kabupaten/kota, sebagai pelaksana program.
Program ini harus prioritas jangka menengah. Jika tidak terimplementasi dan menimbulkan banyak keluhan ini akan jadi bumerang. Masyarakat harus menagih janji itu sekarang. Masyarakat segera ingin tahu konsep dasarnya. Apakah seperti DKI Jakarta, Jembrana atau apa.
Sebagai ibu kota pemerintahan, pasangan ini juga harus memberikan citra positif khususnya di Makassar. Duet Syahrul-Agus bisa mewujudkan Kota Makassar sebagai kota dunia, kota bersejarah utamanya dalam sektor perniagaan.
Untuk menegakkan demokrasi, Syahrul-Agus harus akomodatif, melayani kepentingan masyarakat, membangun fasilitas publik, menyeimbangkan kebijakan pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota.
Sebagai figur muda, ia harus tampil lebih responsif dan peka terhadap aspirasi rakyat, mengutamakan kepentingan publik, karena dia dipilih langsung oleh rakyat.(opi)
Dr Hasrullah
* Pengamat Komunikasi Politik dari Unhas
Pesan Andi Oddang dan Prof Dr Ahmad Amiruddin
Jangan Ada Dendam
DUA mantan Gubernur Sulsel, Andi Oddang, dan Prof Dr Ahmad Amiruddin duduk berdampingan di deretan depan kursi VVIP. Keduanya berbaur dengan kerabat Syahrul dan sejumlah pejabat dari Jakarta.
Andi Oddang gubernur Sulsel periode 1978-1983. Sementara Amiruddin menjabat dua periode 1983-1993 sebelum digantikan ZB Palaguna (1993-2003). Andi Oddang banyak melatkkan dasar-dasar etika dan tata pemerintahan, sedangkan Prof Dr Ahmad Amiruddin meletakkan dasar pengembangan potensi dan keunggulan daerah Sulsel.
Dengan program tri konsep pengwilayahan komoditas, perubahan pola pikir, dan petik olah jual, menguatkan visi ekonomi dan ikon Sulsel, sebagai lumbung pangan dan komoditas yang mendunia.
"Syahrul dan Agus fokus untuk pelayanan kepada masyarakat. Jangan berpikir soal balas dendam," kata Amiruddin sebelum meninggalkan kursinya. Mantan Rektor Unhas ini tak ditemani seorang pun koleganya.
Berbeda dengan Amiruddin, Oddang ditemani seorang cucunya. "Kepala daerah yang baru jangan mengabaikan sektor pangan. Jangan lagi ada kasus gizi buruk. Sulsel dikenal sebagai lumbung pangan," ujar Oddang. Ia juga berharap Sayang merealisasikan janji politiknya, terutama pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis. "Gubernur sekarang dipilih rakyat. Jangan kecewakan mereka dengan melupakan janji politik," tambahnya.
Palaguna tak hadir pada acara ini. Ketua DPD PDIP Sulsel ini sedang mendampingi Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menggelar silaturahmi politik di Pulau Sumatera.(mansur am)
(Harian Tribun Timur 9/4/2008)
19 April 2008
MENEGASKAN LAGI KEUNGGULAN SULSEL (Harapan Untuk Syahrul-Agus)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar